Iseng-iseng kemaren aku buka facebook lagi. Seperti biasa, aku hanya tertarik membaca statusnya orang-orang. Bagiku, menyenangkan sekali mengetahui isi pikiran seseorang melalui update-an status mereka.
Begini bunyinya : ”Tuhan, berikanlah dia bukti nyata bahwa dia terlahir bukan untuk selalu kecewa. Buat dia bahagia. Amin.”
Kata-kata itu kalo dipikirkan, sering menghampiriku akhir-akhir ini. Kalo diingat-ingat, banyak sekali kata kecewa yang kudapatkan ketimbang ucapan syukur.
Ada apa denganku?
Entahlah..
Aku hanya merasa kecewa pada diriku sendiri, pada lingkungan tempat kuliahku sekarang, pada keluarga tempatku dibesarkan, pada masa lalu yang ingin kulupakan.
Aku pernah menyampaikan unek-unek-ku ini pada Tuhan. Semua kekesalan kutumpahkan. Walaupun dalam beberapa hal aku mulai menerima kenyaatan yang terjadi. Tapi masi saja aku tetap kecewa.
Lebih bodohnya lagi, aku pernah menyalahkan Tuhan atas segala kejadian yang menimpaku. Ya Allah, sungguh maafkanlah hamba-Mu ini T___T
Apakah benar hidup ini hanya dipenuhi dengan kekecewaan?
Ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai dengan keinginan kita.
Ketika segala sesuatu menjadi semakin memburuk.
Ketika segala sesuatu tidak bisa kita selesaikan dengan baik.
Tidak, bukan?
Aku sedang berusaha untuk mengubah sudut pandangku.
Melihat segala hal dengan sudut pandang yang berbeda.
Melihat sisi positifnya, bukan sisi negatif.
Orang-orang bilang, nikmat yang diberikan Tuhan dalam hidup ini terlampau banyak dan tak bisa dihitung.
Banyak hal dalam hidup ini yang bisa disebut sebagai nikmat dari Tuhan.
Banyak hal dalam hidup ini yang seharusnya kita syukuri.
Bukan untuk kita sesali dan bukan untuk membuat kita kecewa.
Kau tau?
Merasa terus kecewa itu sungguh melelahkan sekali. Sungguh, kalo ada jalan lain, aku akan memilih untuk keluar dari lingkaran kekecewaan ini.
Aku ingin mengubah diriku, Tuhan.
Bantu-lah hamba..
”Tuhan, berikanlah aku bukti nyata bahwa aku terlahir bukan untuk selalu kecewa. Buat aku bahagia. Amin.”